Senin, 14 Juli 2014

Monster Hunter - 01


Ketika dunia baru dimulai, semua masih tampak bersatu. Gunung, sungai, padang pasir, dan hutan masih berada dalam satu daratan yang terbentang tak terpisahkan. Air, angin, api, dan tanah masih bersahabat dengan mahluknya. Bahkan alam memberikan hampir semua yang dibutuhkan manusia saat itu. Begitu asri semua terlihat berkilau dan memberikan aroma sejuk tiap sang matahari muncul.

Kokoto Land, begitulah orang-orang menyebut tanah ini. Banyak orang berbondong-bondong datang ke tanah ini untuk menyambung hidupnya. Mereka sangat tergiur dengan apa yang ada di Kokoto Land ini. Makanan, Air, Obat-obatan, Kayu dan Rotan, serta udara sejuk yang masih bersih dan murni. Pepohonan tumbuh alami dan sehat di tanah ini. Binatang ternak terlihat bahagia saat sang penggembala menggiringnya untuk makan di padang rumput yang terbentang luas di dekat perbukitan. Dan para penduduk berkebun, bertani, dan menjaring ikan, tak pernah pulang dengan tangan kosong tiap harinya.

Tiap kota dan desa di Kokoto Land sangat makmur dengan kemandirian dari sumber daya alam Kokoto. Terdapat banyak desa di Kokoto land, mereka membangun desa tersebut secara turun-temurun dari nenek moyang mereka yang terlebih dahulu menetap di Kokoto Land. Tradisi turun-temurun nenek moyang meraka sangat di hormati di Kokoto Land. Penduduk Kokoto percaya bahwa nenek moyang mereka selalu menjaga kedaimaian dan ketentraman serta akan selalu memberikan kekayaan alam di Kokoto.

Kokoto land terbagi dari beberapa suku yang mempunyai kepala sukunya masing-masing. Tiap suku mempunyai aturan dan adatnya masing-masing. Perbedaan tidak membuat suku-suku di Kokoto Land menjadi pecah dan berperang. Mereka sangat menjunjung tinggi hukum perdamaian. Tidak ada pembunuhan, perompakan, penjajahan. Semua terlihat sangat damai dan indah. Hidup di Kokoto Land sangat sempurna.

Namun itu semua itu adalah kisah lama Kokoto land ratusan tahun lalu. Kokoto Land sekarang berubah menjadi tanah yang mengerikan. Tiap langkah di tanah itu sangat menakutkan. Kini Kokoto Land telah berubah menjadi sarang-sarang para monster. Para Wyvern, Para Reptiles yang senang memakan daging. Entah sejak kapan monster-moster tersebut menemukan Kokoto Land. Mereka sangat buas, bahkan penduduk sudah tidak dapat lagi bercocok tanam, berkebun, beternak, dan mencari ikan di laut lepas dengan bebas karena tiap tanah luas di Kokoto sudah dikuasi oleh para monster. Para hewan ternak pun terkadang menjadi incaran para monster yang tak segan menyerang area pemukiman penduduk. Banyak korban yang telah berjatuhan selama ratusan tahun. Dan sampai sekarang para monster hidup dan berkeliaran di Kokoto Land.

Namun seiring berkuasanya para monster, para petinggi suku sepakat membuat sebuah kelompok. Kelompok yang berisi para ksatria yang bertujuan untuk mengambil alih kembali kekayaan dan kejayaan Kokoto dari para monster tersebut . Kelompok tersebut diberi nama “Monster Hunter”. Para pemburu, para pemberani, dan para pejuang yang harus melawan para monster yang lebih besar 10 kali lipat besarnya dari mereka. Sudah ratusan tahun juga para “Monster Hunter” ini terbentuk. Bahkan di pusat kota Kokoto sudah dibangun Akademi Monster Hunter yang bertujuan untuk membantu dan membimbing para calon ksatria yang datang dari segala penjuru Kokoto Land demi mempertahankan tanah nenek moyang mereka, suku mereka, keluarga mereka, dan masa depan anak cucu mereka.

Sebuah perjuangan...

Sebuah pertarungan...

Sebuah pembuktian...

Pembuktian bahwa mereka tidak akan pernah menyerah...

Monster hunter.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar