Selasa, 20 Januari 2015

35XXV - NEW ALBUM ONE OK ROCK !!! YEAAAAH.!

"Kabar gembira untuk kita semua... Kulit manggis kini ada ekstraknya.." #LOL

Hahahaa.. Bukan itu yang mau ane share, tapi...

ONE OK ROCK luncurin album ke 7 nya tanggal 11 Februari 2014..!!! Nama albumnya 35XXXV ..!!

Wuuuuoo.!!! Wuuooo..!! #Headbang!! #Headbang!! #Headbang!! 

Berdasarkan official youtube OOR yaitu ONEOKROCKchannel, lagu-lagu di album barunya itu :

01. 3xxxv5
02. Take me to the top
03. Cry Out
04. Suddenly
05. Mighty Long Fall
06. Heartache
07. Memories
08. Decision
09. Paper Planes (featuring Kellin from Sleeping with Sirens)
10. Good Goodbye
11. One by One
12. Stuck in the middle
13. Fight the night



Para OORI pasti pada pengen langsung ke Jepang nih buat beli Original CD nya.. Xixixii..

Ane penasaran sama Lagu Mighty Long Fall dan Decision, bakal di aransemen ulang ngga yah... Soalnya di video terbarunya Studio Jam Session Vol.2 , Mighty Long Fall dibuat akustik.. ^^

Kalo Heartache pasti udah pada denger karena jadi OST.Rurounin Kenshin-Legends End, nah kalo lagu Cry Out itu udah ada di youtube belakangan ini.. Hehee.!

Cukup sekian info dari ane,, Selamat ber- HeadBang ria..!! #LOL 

"We'll never be as young as we are now.."  Decision - One OK Rock

Cerita Inspiratif -AKU TERPAKSA MENIKAHIMU-

sore agan and sist.. ^^
Udah lama ngga posting di blog sendiri. Lagi mumet banget otak jadi ngga dapat inspirasi buat nulis. Hehee

Ane mau berbagi cerita yang ane dapet dari Kaskus beberapa waktu lalu. Cerita ini di posting oleh agan shuwal. Ane ngga tau ini kisah nyata atau bukan, tapi diluar itu, cerita ini sangat menginspirasi sekali. Lumayan sedih sih. Yaa ngga sampe nangis, cukup menyentuh kalbu aja. alaaaah..

Okay langsung aja.. Mari kita simak.!

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkimpoianku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku.

Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera.

Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu., dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.
END


Coba matanya di lap pake tisu dulu... Hahaaa..
Seru dan miris yah gan n' sist..?? Xixixixii

Oke sekian dulu..! Tetap di channel ini yah karena masih akan ada yang seru-seru selanjutnya..!! Hohohoo..!

Rabu, 13 Agustus 2014

Catatan Lembur ^^

Assalammualaikum..!
Selamat bermimpi indah agan n' sist..! Hehee

Saat ini ane lagi lembur dikantor. Isi waktu dulu sambil nulis postingan ini ^^

Lembur, Kerja tambahan, atau sering dibilang juga jam malam. Yaa begitulah orang menyebutnya. Mungkin sebagian orang mengatakan lembur itu membosankan, melelahkan, dan menghabiskan waktu, namun sebagian orang malah mencari lembur agar dapat banyak tambahan penghasilan.

Yaaa bagi ane sih semuanya sah-sah aja. Toh kita bekerja juga untuk mencari materi dan kita bekerja juga perlu membagi waktu. Kalo ane sih tipe keduanya, kalo pulang cepet bersyukur, kalo lembur alhamdulillah. Hehee

Ane pernah di nasihati direktur ane, 
"Yang, kamu masih muda, masih punya banyak energi. Jalanin saja semuanya, cari pengalaman, cari keadaan yang paling pahit sekalipun, karena suatu saat kamu akan merasakan keadaan seperti itu lagi namun kamu sudah siap menghadapinya semua" 

Apa yang direktur ane katakan sih memang benar. Kita masih muda, masih banyak tenaga, masih sehat (Aamiin) jadi perlu berani mengambil suatu tantangan yang baik. Walaupun terkadang mungkin hasil yang kita dapat tidak sepadan dengan apa yang kita lakukan, namun percayalah bahwa pelajaran yang kita ambil akan berguna bagi kita kelak.

So, selagi kita masih muda, ambilah semua tantangan itu, cari masalah, temukan keberanian, dan telan semua kepahitan yang kita terima. Toh, tidak ada yang instan.! Mie aja perlu dimasak dulu kalo mau dimakan enak. Yang penting kita ngga putus aja.! Ngga menyerah.! Kalo kata orang Inggris "Fall Seven Times, Stand Up Eight.!".

Yaa intinya mari kita sama-sama berjuang, sama-sama belajar, dan tetap semangat menjalani hidup. Tulisan ane cuman sebagai penghibur sesaat saja, tapi tetap hati kalian yang sebenarnya akan mengubah diri kalian sendiri. ^^ Jadi Jagalah Hati ^^

Selamat Pagi..!! 

Senin, 14 Juli 2014

Monster Hunter - 01


Ketika dunia baru dimulai, semua masih tampak bersatu. Gunung, sungai, padang pasir, dan hutan masih berada dalam satu daratan yang terbentang tak terpisahkan. Air, angin, api, dan tanah masih bersahabat dengan mahluknya. Bahkan alam memberikan hampir semua yang dibutuhkan manusia saat itu. Begitu asri semua terlihat berkilau dan memberikan aroma sejuk tiap sang matahari muncul.

Kokoto Land, begitulah orang-orang menyebut tanah ini. Banyak orang berbondong-bondong datang ke tanah ini untuk menyambung hidupnya. Mereka sangat tergiur dengan apa yang ada di Kokoto Land ini. Makanan, Air, Obat-obatan, Kayu dan Rotan, serta udara sejuk yang masih bersih dan murni. Pepohonan tumbuh alami dan sehat di tanah ini. Binatang ternak terlihat bahagia saat sang penggembala menggiringnya untuk makan di padang rumput yang terbentang luas di dekat perbukitan. Dan para penduduk berkebun, bertani, dan menjaring ikan, tak pernah pulang dengan tangan kosong tiap harinya.

Tiap kota dan desa di Kokoto Land sangat makmur dengan kemandirian dari sumber daya alam Kokoto. Terdapat banyak desa di Kokoto land, mereka membangun desa tersebut secara turun-temurun dari nenek moyang mereka yang terlebih dahulu menetap di Kokoto Land. Tradisi turun-temurun nenek moyang meraka sangat di hormati di Kokoto Land. Penduduk Kokoto percaya bahwa nenek moyang mereka selalu menjaga kedaimaian dan ketentraman serta akan selalu memberikan kekayaan alam di Kokoto.

Kokoto land terbagi dari beberapa suku yang mempunyai kepala sukunya masing-masing. Tiap suku mempunyai aturan dan adatnya masing-masing. Perbedaan tidak membuat suku-suku di Kokoto Land menjadi pecah dan berperang. Mereka sangat menjunjung tinggi hukum perdamaian. Tidak ada pembunuhan, perompakan, penjajahan. Semua terlihat sangat damai dan indah. Hidup di Kokoto Land sangat sempurna.

Namun itu semua itu adalah kisah lama Kokoto land ratusan tahun lalu. Kokoto Land sekarang berubah menjadi tanah yang mengerikan. Tiap langkah di tanah itu sangat menakutkan. Kini Kokoto Land telah berubah menjadi sarang-sarang para monster. Para Wyvern, Para Reptiles yang senang memakan daging. Entah sejak kapan monster-moster tersebut menemukan Kokoto Land. Mereka sangat buas, bahkan penduduk sudah tidak dapat lagi bercocok tanam, berkebun, beternak, dan mencari ikan di laut lepas dengan bebas karena tiap tanah luas di Kokoto sudah dikuasi oleh para monster. Para hewan ternak pun terkadang menjadi incaran para monster yang tak segan menyerang area pemukiman penduduk. Banyak korban yang telah berjatuhan selama ratusan tahun. Dan sampai sekarang para monster hidup dan berkeliaran di Kokoto Land.

Namun seiring berkuasanya para monster, para petinggi suku sepakat membuat sebuah kelompok. Kelompok yang berisi para ksatria yang bertujuan untuk mengambil alih kembali kekayaan dan kejayaan Kokoto dari para monster tersebut . Kelompok tersebut diberi nama “Monster Hunter”. Para pemburu, para pemberani, dan para pejuang yang harus melawan para monster yang lebih besar 10 kali lipat besarnya dari mereka. Sudah ratusan tahun juga para “Monster Hunter” ini terbentuk. Bahkan di pusat kota Kokoto sudah dibangun Akademi Monster Hunter yang bertujuan untuk membantu dan membimbing para calon ksatria yang datang dari segala penjuru Kokoto Land demi mempertahankan tanah nenek moyang mereka, suku mereka, keluarga mereka, dan masa depan anak cucu mereka.

Sebuah perjuangan...

Sebuah pertarungan...

Sebuah pembuktian...

Pembuktian bahwa mereka tidak akan pernah menyerah...

Monster hunter.


Selasa, 08 Juli 2014

Ini Baru Cinta - Billy Boen

Assalammualaikum..!
Wah udah lama ngga nulis blog.
Sebelumnya, Selamat datang wahai bulan Ramadhan.! Alhamdulillah. Semoga kita selalu mengingat Allah. Aamiin.!

Kali ini ane mau sharing tentang tulisan seorang Pengusaha muda sukses yang sering aktif menulis di web nya, atau kaskus dan juga dalam bentuk buku. Nama dia adalah Billy boen. Mungkin sebagian ngga asing dengan nama dia karena dia sering muncul di Metro tv dengan acaranya "Young On Top (YOT)". Dia juga seorang motivator bisnis bagi anak2 muda yang ingin cepat sukses. Pokoknya valueable banget ini orang, bisa menjadi inspirasi buat kita para anak muda.

Okay back to story..

Tulisan Billy Boen yang dia beri judul "Ini Baru Cinta" sangat menyentuh bagi ane. Awalnya ane bisa menebak akhir ceritanya namun ternyata ada sentuhan terakhir yang membuat ane terkejut. Sungguh tulisan ini bisa menjadi cermin kita dalam mencintai seseorang.
Silahkan Menyimak.!
----

YOTers, hari ini saya mendengar kembali cerita yang sudah saya pernah dengar sebelumnya.. kali ini, saya ingin share di sini untuk kalian:

Ada seorang cewe yang buta. Dia dekat dan akhirnya pacaran dengan seorang cowo yang bener-bener sayang ke dia. Si cowo ngga pernah berhenti ngasih tau ke si cewe betapa cantiknya dia. Si cewe pun senang dan bisa ngerasain kasih sayang yang dicurahkan oleh si cowo. Ketika ngobrol mereka merasa sangat nyambung. Cocok.

Suatu hari, si cowo nanya apakah suatu saat si cewe akan mau menikah dengannya. Si cewe bilang, “Suatu saat ketika saya bisa melihat dunia, saya bisa melihat kamu.. saya akan siap menikah denganmu.” Si cowo pun ngerasa senang mendengar pernyataan pacaranya itu.

Siapa sangka, ternyata ada seseorang yang mendonorkan matanya untuk si cewe. Melalui operasi tranplan mata, akhirnya si cewe pun punya harapan untuk bisa melihat dunia untuk pertama kalinya. Operasinya berjalan mulus. Dan akhirnya si cewe bisa melihat dunia untuk pertama kalinya.
Mendengar bahwa operasi transplan mata pacarnya berhasil, si cowo pun merasa sangat senang. Dia langsung menemui pacarnya itu. Ketika bertemu, si cewe kaget setengah mati,.. karena ternyata cowonya itu buta!

Si cowo nya bilang, “Hai, sekarang kamu sudah bisa melihat. Gimana rasanya?” Setelah mereka bercakap sekian lama, akhirnya si cowo pun ngga sabar untuk nanya, “Dulu kamu pernah bilang, kalau kamu bisa melihat, kamu akan siap menikah dengan saya. Apakah sekarang kamu siap menikah dengan saya?” Si cewe pun menolak ajakan nikah dari sang pacar.

Si cowo pun sangat sangat sedih. Dia sangat berharap untuk bisa menikah dengan pacarnya, yang kini bisa melihat. Dia sangat sayang dan cinta ke pacarnya itu (yang kini menolak dan memutuskan hubungan mereka).

Tidak berselang beberapa lama, si cewe menerima sebuah surat. Isinya, “Hai, ngga apa kamu tidak mau menikah dengan saya. Saya hanya mohon,.. tolong untuk selalu menjaga kedua mata saya. Ttd – si cowo”

Apa makna dari cerita ini? You decide..
BB

Rabu, 21 Mei 2014

GOD is EVERWHERE. So PRAY ANYWHERE. ^^

Lagi penat sama kerjaan kantor mending gw nulis aja.. Hohoho

Hidup itu memang susah untuk stabil. sekarang bahagia, 1 jam kemudian sedih, 2 jam kemudian pusing, 3 jam kemudian bahagia lagi.

Yaa itulah hidup.. Tidak ada yang berjalan lurus dan tidak ada yang tau rencana-Nya.

Allah lah satu-satunya tempat kita memohon dan meminta agar hidup kita selalu dalam lindungan-Nya. Namun terkadang kita sebagai manusia merasa tidak merasakan jika kita dalam ridho-Nya.

Pertolongan Allah tidak selalu secara langsung atau kita sadari. Bisa saja melalui keluarga kita, teman kita, bahkan orang lain. 

Intinya adalah jangan pernah kita mengeluh tentang pertolongan Allah, walaupun datangnya tidak terlalu cepat atau tidak terlihat, namun pasti datang pada saat yang tepat. (Hihiihi)

Rasulullah bersabda.. "Jagalah Allah maka Allah pasti menjagamu"
(Aamiin..)

 
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat (memuji dan berdoa) ke atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah kamu ke atasnya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan. “ [Al-Ahzab: 56]

So.. Keep'n our heart say they name every day..^^

 

Kamis, 03 April 2014

Little Story of Fire and Water

Hari ini lagi seneng banget denger lagu "Wherever You Are - One OK Rock". Entah kenapa lagu itu lagi feel banget hari ini. Atau mungkin gw lagi merasakan makna lagu itu hari ini. Dari pagi ngantor sampai sore, playlist gw cuman lagu itu.. Hehee

Nah saat gw iseng2 ngaskus, trus nemuin trit yang bercerita tentang "Cerita antara Air dan Api". Dan keren banget..!!
Maka itu gw mau share "Little story" itu sekarang.. Dan pas banget cerita itu dengan makna lagu dan lirik "Wherever You Are".
Jadi gw saranin liat ceritanya sambil denger "Wherever You Are".. hehee. Tapi kalo sampe nangis jangan salahin gw yaaah.. ^^


- LITTLE STORY OF FIRE AND WATER -